Gangguan Keamanan Dalam Negeri
1.
Peristiwa
Madiun 1948
1.1
Tempat dan Waktu
Terjadi
di Kota Madiun,Jawa Timur pada bulan
September-Desember 1948.
1.2
Latar Belakang
a. Terbentuknya
FDR (Front Demokrasi Rakyat) yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin.
b. Kedatangan
Musso dari Uni Souviet yang membawa paham komunis.
c. Adanya
kerja sama antara Musso dan Amir Syarifuddin.
1.3
Tokoh-Tokoh
a. Musso
(Tokoh utama dan Pemimpin pemberontakan PKI Madiun tahun 1948)
b. Amir
Syarifuddin (Pemimpin FDR)
1.4
Jalannya Pemberontakkan
Pemberontakan PKI di Madiun berawal
dari upaya FDR untuk menjatuhkan Kabinet Hatta. Kegiatan FDR mendapat dukungan
dari PKI yang dipimpin oleh Musso. Aksi-aksi yang dilakukan oleh PKI beserta
ormas-ormasnya antara lain:
-Melancarkan propaganda anti
pemerintah
-Mengadakan aksi mogok kerja
-Melakukan pembunuhan-pembunuhan,
korbannya antara lain Kolonel Sutarto dan Dr. Moewardi.
1.5
Upaya pemerintah mengatasi
pemberontakkan
Untuk menumpas pemberontakan PKI di
Madiun, pemerintah melakukan beberapa kebijakan diantaranya:
-Pidato presiden Seokarno yang
mengajukan pilihan kepada rakyat untuk memilih Soekarno Hatta atau Musso-Amir
mendapat tanggapan positif dari rakyat.
-Pengerahan pasukan militer dipimpin
oleh Kolonel Gatot Subroto dan Kolonel Soengkono
Dari
upaya ppemerintah tersebut, maka pemberontakan PKI dapat dipadamkan.
Tokoh-tokoh PKI, Musso tertembak mati sedangkan Amir Syarifudin tertangkap dan
dijatuhi hukuman mati.
2.
Pemberontakkan
DI/TII Jawa Barat
2.1
Waktu dan Tempat
Tasikmalaya,Jawa
Barat pada tanggal 7 Agustus 1949.
2.2
Latar Belakang
Kekecewaan
Kartosuwiryo terhadap isi Perjanjian Renville yang mengharuskan wilayah Jawa
Barat dikosongkan oleh tentara RI. Adanya kekosongan kekuasaan militer di Jawa
Barat (Divisi Siliwangi) kemudian dimanfaatkan Kartosuwiryo untuk
memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Perjuangan Kartosuwiryo
bermula dari upaya gagasannya ingin menggunakan islam sebagai dasar negara. Hal
ini sesuai dengan piagam Jakarta (jakarta Charter) yang dihasilkan oleh panitia
sembila pada sidang tanggal 22 juli 1945.
2.3
Tokoh-tokoh
Sekarmadji
Maridjan Kartosuwiryo.
2.4
Jalannya Pemberontakkan
Ketika
pasukan Siliwangi berhijrah, gerombolan DI/TII ini dapat leluasa melakukan
gerakannya dengan membakar rumah-rumah rakyat, mernbongkar rel kereta api,
menyiksa dan merampok harta benda penduduk. Akan tetapi setelah pasukan
Siliwangi mengadakan long march kembali ke Jawa Barat, gerombolan DI/Tll ini
harus berhadapan dengan pasukan Siliwangi.
2.5
Upaya pemerintah mengatasi
pemberontakkan
Upaya damai dilakukan pemerintah RI melalui Moh. Natsir
(pemimpin Masyumi) melalui surat tetapi tidak berhasil. Bahkan upaya untuk
membentuk komite yang dipimpin oleh Moh. Natsir pada bulan September 1949
tetapi upaya tersebutpun gagal mengajak Kartosuwiryo untuk kembali ke pangkuan
RI. Operasi militer untuk menumpas gerakan DI/TII dimulai pada tanggal 27
Agustus 1949. Operasi ini menggunakan taktik ”pagar betis” yang dilakukan dengan menggunakan tenaga rakyat berjumlah ratusan ribu
untuk mengepung gunung tempat gerombolan bersembunyi. Tujuan taktik ini adalah
untuk mempersempit ruang gerak DI/TII. Selain itu digunakan juga Operasi tempur
Bharatayudha dengan sasaran menuju basis pertahanan DI/TII. Operasi tersebut
baru berhasil pada tanggal 4 Juni 1962 dengan tertangkapnya Kartosuwiryo di daerah Gunung Geber, Majalaya oleh pasukan Siliwangi.
3.
DII/TII
Jawa Tengah
3.1
Waktu dan Tempat
Terjadi
di Jawa Tengah pada Januari 1950.
3.2
Latar Belakang
Kartosuwiryo
memproklamasikan Negara Islam Indonesia (NII), Amir Fatah menyatakan bergabung
dengan DI/TII dan Jawa Tengah menjadi bagian NII. Gerombolan DI/TII ini tidak
hanya di Jawa Barat akan tetapi di Jawa Tengah juga muncul pemberontakan yang
didalangi oleh DI/ TII.
3.3
Tokoh-Tokoh
-Amir Fatah
-Mahfudz Abdurachman (Kyai
Sumolangu)
3.4
Jalannya Pemberontakkan
Amir Fatah yang merupakan komandan Laskar Hizbullah yang
berdiri sejak 1946 menggabungkan diri dengan TNI battalion 52 dan berdomisili
di Brebes-Tegal. Dia mendapatkan pengikut yang banyak dengan cara menggabungkan
laskar-laskar untuk masuk ke dalam TNI.Ia menyatakan gerakannya bergabung dengan Gerakan DI/TII
Jawa Barat pimpinan Kartosuwiryo. Di Kebumen juga terdapat gerakan yang
bernama Angkatan Umat Islam yang dipimpin Mohammad Mahfud Abdurrahman (Kyai
Somolangu). Gerakan tersebut juga bermaksud membentuk Negara Islam
Indonesia dan bergabung dengan Kartosuwiryo.Pemberontakan DI/TII
Jawa Tengah meliputi kota Tegal, Pekalongan, Brebes dan Kebumen. Gerakan DI/TII
Jawa Tengah semakin kuat dengan bergabungnya Batalyon 426 Kedu dan Magelang
serta Gerakan Merapi-Merbabu Complex (MMC).
3.5
Upaya pemerintah mengatasi
pemberontakkan
Pemberontkaan
DI/TII Jawa Tengah ditumpas dengan Operasi Gerakan Banteng Negara (GBN)
dipimpin oleh Letkol Sarbini (digantikan oleh Letkol M. Bachrun dan kemudian
Ahmad Yani). GBN membentuk tentara khusus yang diberi nama Banteng Raiders.
Sedangkan guna menumpas pemberontkan Batalyon 426 pemerintah membentuk Operasi
Merdeka Timur yang dipimpin Letkol Soeharto. Pada awal tahun 1952 pemberontakan
DI/TII di Jawa Tengah berhasil dipadamkan.
4.
DI/TII
Aceh
4.1
Waktu dan Tempat
Terjadi
di Aceh pada tanggal 20 September 1953.
4.2
Latar Belakang
Penyebab
timbulnya pemberontakaan DI/TII Aceh adalah ketidakpuasan Daud Beureuh terhadap
kebijakan pemerintah RI yang memasukan Aceh di bawah Karesidenan Sumatera
Utara.
4.3
Tokoh-tokoh
Tengku
Daud Beureuh.
4.4
Jalannya pemberontakkan
Pada
tanggal 21 September 1953, Daud Beureuh mengeluarkan pernyataan bahwa Aceh
termasuk bagian dari DI/TII Kartosuwiryo.
4.5
Upaya pemerintah mengatasi
pemberontakkan
Dalam
menghadapi pemberontakan DI/TII di Aceh ini semula pemerintah menggunakan
kekuatan senjata. Selanjutnya atas prakarsa Kolonel M. Yasin, Panglima Daerah
Militer Iskandar Muda, pada tanggal 17-21 Desember 1962 diselenggarakan “Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh” yang
mendapat dukungan tokoh-tokoh masyarakat Aceh sehingga pemberontakan DI/TIl di Aceh dapat dipadamkan.
5.
DI/DII
Sulawesi Selatan
5.1
Waktu dan Tempat
Terjadi
di Sulawesi Selatan pada tanggal 30 April 1950.
5.2
Latar Belakang
Penyebab dari pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan adalah ketidakpuasan
Kahar Muzakar terhadap kebijakan pemerintah mengenai rasionalisasi militer.
Kahar Muzakar menginginkan agar Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) yang
dipimpinnya diangkat tanpa melalui seleksi menjadi tentara Angkatan Perang
Republik Indonesia Serikat (APRIS).
5.3
Tokoh-Tokoh
-Kahar Muzakar
5.4
Jalannya Pemberontakkan
Pada tanggal 30 April 1950 Kahar Muzakar mengirim surat
kepada pemerintah agar tentara KGSS dapat bergabung dengan APRIS. Pemerintah
melakukan pendekatan kepada Kahár Muzakar dengan memberi pangkat Letnan Kolonel
Pada tanggal 17 Agustus 1951, Kahar Muzakar beserta anak buahnya melarikan diri
ke hutan dan melakukan aksi dengan melakukan teror terhadap rakyat dan
menyatakan bergabung dengan DI/TII Kartosuwiryo..
5.5
Upaya pemerintah mengatasi
pemberontakkan
Untuk mengatasi pemberontakan Kahar
Muzakar, pemerintah melancarkan operasi militer dengan mengirimkan pasukan dari
Devisi Siliwangi. Pemberontakan Kahar Muzakar cukup sulit untuk ditumpas,
mengingat pasukan Kahar Muzakar sangat mengenal medan pertempuran. Akhirnya
pada bulan februari 1965 Kahar Muzakar tewas dalam sebuah pertempuran.
Pembrontakan benar-benar dapat ditumpas pada Juli 1965.
6.
DI/TII
Kalimantan Selatan
6.1
Waktu dan Tempat
Terjadi di Kalimantan Selatan pada
bulan Oktober 1950.
6.2
Latar Belakang
Pembentukan gerakan Kesatuan Rakyat Yang Tertindas (KRYT)
oleh Ibnu Hajar
6.3
Tokoh-Tokoh
Ibnu Hajar (Haderi Bin Umar)
6.4
Jalannya Pemberontakkan
Para pemberontak melakukan
pengacauan dengan menyerang pos-pos kesatuan TNI. Dalam menghadapi gerombolan
DI/TII tersebut pemerintah pada mulanya melakukan pendekatan kepada Ibnu Hajar
dengan diberi kesempatan untuk menyerah, dan akan diterima menjadi anggota TNI.
Ibnu Hajar pun menyerah, akan tetapi setelah menyerah melarikan diri dan
melakukan pemberontakan lagi.
6.5
Upaya pemerintah mengatasi
pemberontakkan
Pemerintah
melakukan Gerakan Operasi Militer (GOM) ke Kalimantan Selatan. Pada tahun 1959,
Ibnu Hajar berhasil ditangkap dan dihukum mati pada 22 Maret 1965.
7.
Pemberontakan
APRA
7.1
Waktu dan Tempat
7.2
Latar Belakang
Pada
hari Kamis tanggal 5 Januari 1950,
Westerling mengirim surat kepada pemerintah RIS
yang isinya adalah suatu ultimatum. Ia menuntut agar Pemerintah RIS menghargai
negara-negara bagian, terutama Negara Pasundan serta Pemerintah RIS harus
mengakui APRA sebagai tentara Pasundan. Pemerintah RIS harus memberikan jawaban
positif dalm waktu 7 hari dan apabila ditolak, maka akan timbul perang besar.
7.3
Tokoh-Tokoh
Kapten
Raymond Westerling.
7.4
Jalannya Pemberontakkan
APRA yang bersenjata lengkap menyerbu kota Bandung dan
secara membabi buta membunuh anggota TNI yang dijumpai. Gerakan tersebut
berhasil menduduki Markas Divisi Siliwangi setelah membunuh hampir seluruh
anggota regu jaga termasuk Letnan Kolonel Lembong. Banyak penduduk yang menjadi
korban. Pemerintah segera mengirim pasukan bantuan ke Bandung. Sementara di Jakarta
segera diadakan perundingan antara Perdana Mentri RIS dengan Komisaris Tinggi
Belanda. Di Bandung Kepala Staf Divisi Siliwangi Letnan Kolonel Eri Sudewo
menemui Panglima Divisi C tentara Belanda, Mayor Jendral Engels (Komandan
Tentara Belanda) dan hasilnya Mayor Jendral Engels mendesak agar APRA segera
meninggalkan kota Bandung. Setelah meninggalkan kota Bandung gerombolan APRA
menyebar ke berbagai tempat dan terus dikejar oleh tentara APRIS dan dengan
bantuan penduduk gerombolan tersebut berhasil dilumpuhkan.Gerakan APRA juga
diarahkan ke Jakarta. Westerling bekerja sama dengan Sultan Hamid II yang
menjadi menteri Negara dalam kabinet RIS.
Mereka akan
menyerang gedung tempat berlangsungnya sidang kabinet dan merencanakan akan
membunuh Menteri Pertahanan yaitu Sultan Hamengkubuwono IX, Sekertaris Jendral
Kementrian Pertahanan yaitu Mr. Ali Budiardjo, dan Pejabat Kepala Staf Angkatan
Perang Kolonel T.B. Simatupang.
7.5
Upaya pemerintah mengatasi
pemberontakkan
Berkat
kesigapan dari APRIS, usaha APRA di Jakarta berhasil digagalkan. Pada tanggal
22 Februari 1950, Westerling berhasil melarikan diri ke luar negeri dengan
pesawat Catalina, sementara Sultan HamidII berhasil ditangkap pada tanggal 4
April 1950.
Kegagalan gerakan APRA menyebabkan perasaan anti federal semakin meningkat.
Pada 30 Januari 1950, R.A.A Wiranatakusumah, mengundurkan diri sebagai Wali
Negara Pasundan. Pada 8 Februari 1950, Perdana Mentri Moh. Hatta mengangkat
Sewaka sebagai penggantinya dengan jabatan Komisaris RIS di Pasundan.
8.
Pemberontakkan Andi Azis
8.1
Waktu
dan Tempat
Terjadi di Makassar pada tanggal 5
April 1950.
8.2
Latar
Belakang
Pasukan Andi Azis ini akhirnya menjadi salah satu
punggung pasukan pemberontak APRIS selama bulan April sampai Agustus di
Makassar, disamping pasukan Belanda lain yang desersi dan tidak terkendali.
Seperti yang terjadi dalam pemberontakan APRA Westerling yang
terlalu mengandalkan pasukan khusus Belanda Regiment Speciale Troepen yang
pernah dilatih Westerling maka dalam pemberontakan Andi Azis hampir semua unsur
pasukan Belanda terlibat terutama KNIL non pasukan komando. Andi Azis adalah
pemimpin TII (Tentara Islam Indonesia)
di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara kemudian bergabung dengan Darul
Islam (DI), hingga di kemudian hari dikenal dengan
nama DI/TII di Sulawesi
Selatan dan Tenggara.
Adapun
faktor yang menyebabkan pemberontakan adalah :
- Menuntut
agar pasukan bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas keamanan di Negara
Indonesia Timur.
- Menentang
masuknya pasukan APRIS dari TNI
- Mempertahankan
tetap berdirinya Negara Indonesia Timur
8.3 Tokoh-
tokoh
-Andi
Azis
-Kolonel
Alex Kawilarang
8.4
Jalannya Pemberontakkan
Pada tanggal 5 April 1950, anggota pasukan
Andi Azis menyerang markas Tentara Nesional Indonesia (TNI) yang bertempat di
Makassar, dan mereka pun berhasil menguasainya. Bahkan, Letkol Mokoginta
berhasil ditawan oleh pasukan Andi Azis. Akhirnya, Ir.P.D Diapri (Perdana
Mentri NIT) mengundurkan diri karena tidak setuju dengan apa yang sudah
dilakukan oleh Andi Azis dan ia digantikan oleh Ir. Putuhena yang pro-RI. Pada
tanggal 21 April 1950, Sukawati yang menjabat sebagai Wali Negara NIT
mengumumkan bahwa NIT bersedia untuk bergabung dengan NKRI (Negara Kesatuan
Republik Indonesia).
8.5
Upaya pemerintah mengatasi
pemberontakkan
Untuk
menumpas pemberontakkan Andi Azis pemerintah melakukan operasi militer di bawah
pemimpin Kolonel Alex Kawilarang.
9
Pemberontakkan
RMS (Republik Maluku Selatan)
9.1
Waktu dan tempat
Terjadi
di Ambon pada tanggal 25 April 1950 .
9.2
Latar belakang
Republik
Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25
April 1950 dengan
maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu Indonesia
masih berupa Republik Indonesia Serikat).
Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan dan setelah
misi damai gagal.
9.3
Tokoh-tokoh
Dr.
Ch. R. S. Soumokil (mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur).
9.4
Jalannya Pemberontakkan
Sebelum diproklamasikannya Republik Maluku Selatan (RMS),
Gubernur Sembilan Serangkai yang beranggotakan pasukan KNIL dan partai Timur
Besar terlebih dahulu melakukan propaganda terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia untuk memisahkan wilayah Maluku dari Negara Kesatuan RI. Di sisi
lain, dalam menjelang proklamasi RMS, Soumokil telah berhasil mengumpulkan
kekuatan dari masyarakat yang berada di daerah Maluku Tengah. Sementara itu,
sekelompok orang yang menyatakan dukungannya terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia diancam dan dimasukkan ke penjara karena dukungannya terhadap NKRI
dipandang buruk oleh Soumokil. Dan pada tanggal 25 April 1950, para anggota RMS
memproklamasikan berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS), dengan J.H Manuhutu
sebagai Presiden dan Albert Wairisal sebagai Perdana Menteri. Para menterinya
terdiri atas Mr.Dr.C.R.S Soumokil, D.j. Gasperz, J. Toule, S.J.H Norimarna, J.B
Pattiradjawane, P.W Lokollo, H.F Pieter, A. Nanlohy, Dr.Th. Pattiradjawane,
Ir.J.A. Manusama, dan Z. Pesuwarissa. Pada tanggal 27 April 1950 Dr.J.P.
Nikijuluw ditunjuk sebagai Wakil Presiden RMS untuk daerah luar negeri dan
berkedudukan di Den Haang, Belanda, dan pada 3 Mei 1950, Soumokil menggantikan
Munuhutu sebagai Presiden Rakyat Maluku Selatan. Pada tanggal 9 Mei, dibentuk
sebuah Angkatan Perang RMS (APRMS) dan Sersan Mayor KNIL, D.J Samson diangkat
sebagai panglima tertinggi di angkatan perang tersebut. Untuk kepala staf-nya,
Soumokil mengangkat sersan mayor Pattiwale, dan anggota staf lainnya terdiri
dari Sersan Mayor Kastanja, Sersan Mayor Aipassa, dan Sersan Mayor Pieter.
Untuk sistem kepangkatannya mengikuti system dari KNIL.
9.5
Upaya pemerintah mengatasi pemberontakkan
Dalam upaya penumpasan, pemerintah
berusaha untuk mengatasi masalah ini dengan cara berdamai. Cara yang dilakukan
oleh pemerintah yaitu, dengan mengirim misi perdamaian yang dipimpin oleh
seorang tokoh asli Maluku, yakni Dr. Leimena. Namun, misi yang diajukan
tersebut ditolak oleh Soumokil. Selanjutnya misi perdamaian yang dikirim oleh
pemerintah terdiri atas para pendeta, politikus, dokter, wartawan pun tidak
dapat bertemu langsung dengan pengikut Soumokil.
Karena upaya perdamaian yang diajukan oleh pemerintah tidak berhasil, akhirnya pemerintah melakukan operasi militer untuk membersihkan gerakan RMS dengan mengerahkan pasukan Gerakan Operasi Militer (GOM) III yang dipimpin oleh seorang kolonel bernama A.E Kawilarang, yang menjabat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium Indonesia Timur. Setelah pemerintah membentuk sebuah operasi militer, penumpasan pemberontakan RMS pun akhirnya dilakukan pada tanggal 14 Juli 1950, dan pada tanggal 15 Juli 1950, pemerintahan RMS mengumumkan bahwa Negara Republik Maluku Selatan sedang dalam bahaya.
Karena upaya perdamaian yang diajukan oleh pemerintah tidak berhasil, akhirnya pemerintah melakukan operasi militer untuk membersihkan gerakan RMS dengan mengerahkan pasukan Gerakan Operasi Militer (GOM) III yang dipimpin oleh seorang kolonel bernama A.E Kawilarang, yang menjabat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium Indonesia Timur. Setelah pemerintah membentuk sebuah operasi militer, penumpasan pemberontakan RMS pun akhirnya dilakukan pada tanggal 14 Juli 1950, dan pada tanggal 15 Juli 1950, pemerintahan RMS mengumumkan bahwa Negara Republik Maluku Selatan sedang dalam bahaya.
Pada tanggal 28 September, pasukan militer
yang diutus untuk menumpas pemberontakan menyerbu ke daerah Ambon, dan pada
tanggal 3 November 1950, seluruh wilayah Ambon dapat dikuasai termasuk benteng
Nieuw Victoria yang akhirnya juga berhasil dikuasai oleh pasukan militer
tersebut..Dengan jatuhnya pasukan RMS yang berada di daerah Ambon, maka hal ini
membuat perlawanan yang dilakukan oleh pasukan RMS dapat ditaklukan. Pada
tanggal 4 sampai 5 Desember, melalui selat Haruku dan Saparua, pusat
pemerintahan RMS beserta Angkatan Perang RMS berpindah ke Pulau Seram. Pada
tahun 1952, J.H Munhutu yang tadinya menjabat sebagai presiden RMS tertangkap
di pulau Seram, Sementara itu sebagian pimpinan RMS lainnya melarikan diri ke
Negara Belanda. Setelah itu, RMS kemudian mendirikan sebuah organisasi di
Belanda dengan pemerintahan di pengasingan (Government In Exile).Beberapa tokoh
dari pimpinan sipil dan militer RMS yang tertangkap akhirnya dimajukan ke meja
hijau. Sementara itu, Dr. Soumokil, pada
masa itu ia masih bertahan di hutan-hutan yang berada di pulau Seram sampai
akhirnya ditangkap pada tanggal 2 Desember 1963. Pada Tahun 1964, Soumokil
dimajukan ke meja hijau. Selama persidangan Soumokil berlangsung, meskipun ia
bisa berbahasa Indonesia, namun pada saat itu ia selalu memakai Bahasa Belanda,
sehingga pada saat persidangan di mulai, hakim mengutus seorang penerjemah
untuk membantu persidangan Soumokil. Akhirnya pada tanggal 24 April 1964,
Soumokil akhirnya dijatuhi hukuman mati.
Eksekusi pun dilaksanakan pada tanggal 12
April 1966 dan berlangsung di Pulau Obi yang berada di wilayah kepulauan Seribu
di sebelah Utara Kota Jakarta. Sepeninggal Soumokil, sejak saat itu RMS berdiri
di pengasingan di Negeri Belanda. Pengganti Soumokil adalah Johan Manusama. Ia
menjadi presiden RMS pada tahun 1966-1992, selanjutnya digantikan oleh Frans
Tutuhatunewa sampai tahun 2010 dan kemudian digantikan oleh John Wattilete.
5 komentar:
thanks karna ini yg saya cari buat tugas
Terimakasih banyak kak
Terimakasih kk..
Begronnya jngan kya gitu dong, ga jelas
Terimakasih kakakk...
Posting Komentar