Minggu, 10 Mei 2015

SEJARAH , Pembahasan tentang Gangguan Keamanan dalam Negeri




Gangguan Keamanan Dalam Negeri

1.      Peristiwa Madiun 1948
1.1  Tempat dan Waktu
Terjadi di Kota Madiun,Jawa Timur  pada bulan September-Desember 1948.

1.2  Latar Belakang
a.       Terbentuknya FDR (Front Demokrasi Rakyat) yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin.
b.      Kedatangan Musso dari Uni Souviet yang membawa paham komunis.
c.       Adanya kerja sama antara Musso dan Amir Syarifuddin.

1.3  Tokoh-Tokoh
a.       Musso (Tokoh utama dan Pemimpin pemberontakan PKI Madiun tahun 1948)
b.      Amir Syarifuddin (Pemimpin FDR)

1.4   Jalannya Pemberontakkan
Pemberontakan PKI di Madiun berawal dari upaya FDR untuk menjatuhkan Kabinet Hatta. Kegiatan FDR mendapat dukungan dari PKI yang dipimpin oleh Musso. Aksi-aksi yang dilakukan oleh PKI beserta ormas-ormasnya antara lain:
-Melancarkan propaganda anti pemerintah
-Mengadakan aksi mogok kerja
-Melakukan pembunuhan-pembunuhan, korbannya antara lain Kolonel Sutarto dan Dr. Moewardi.

1.5  Upaya pemerintah mengatasi pemberontakkan
Untuk menumpas pemberontakan PKI di Madiun, pemerintah melakukan beberapa kebijakan diantaranya:
-Pidato presiden Seokarno yang mengajukan pilihan kepada rakyat untuk memilih Soekarno Hatta atau Musso-Amir mendapat tanggapan positif dari rakyat.
-Pengerahan pasukan militer dipimpin oleh Kolonel Gatot Subroto dan Kolonel Soengkono
Dari upaya ppemerintah tersebut, maka pemberontakan PKI dapat dipadamkan. Tokoh-tokoh PKI, Musso tertembak mati sedangkan Amir Syarifudin tertangkap dan dijatuhi hukuman mati.


2.      Pemberontakkan DI/TII Jawa Barat
2.1  Waktu dan Tempat
Tasikmalaya,Jawa Barat pada tanggal 7 Agustus 1949.

2.2  Latar Belakang
Kekecewaan Kartosuwiryo terhadap isi Perjanjian Renville yang mengharuskan wilayah Jawa Barat dikosongkan oleh tentara RI. Adanya kekosongan kekuasaan militer di Jawa Barat (Divisi Siliwangi) kemudian dimanfaatkan Kartosuwiryo untuk memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Perjuangan Kartosuwiryo bermula dari upaya gagasannya ingin menggunakan islam sebagai dasar negara. Hal ini sesuai dengan piagam Jakarta (jakarta Charter) yang dihasilkan oleh panitia sembila pada sidang tanggal 22 juli 1945.

2.3  Tokoh-tokoh
Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo.

2.4   Jalannya Pemberontakkan
Ketika pasukan Siliwangi berhijrah, gerombolan DI/TII ini dapat leluasa melakukan gerakannya dengan membakar rumah-rumah rakyat, mernbongkar rel kereta api, menyiksa dan merampok harta benda penduduk. Akan tetapi setelah pasukan Siliwangi mengadakan long march kembali ke Jawa Barat, gerombolan DI/Tll ini harus berhadapan dengan pasukan Siliwangi.

2.5  Upaya pemerintah mengatasi pemberontakkan
Upaya damai dilakukan pemerintah RI melalui Moh. Natsir (pemimpin Masyumi) melalui surat tetapi tidak berhasil. Bahkan upaya untuk membentuk komite yang dipimpin oleh Moh. Natsir pada bulan September 1949 tetapi upaya tersebutpun gagal mengajak Kartosuwiryo untuk kembali ke pangkuan RI. Operasi militer untuk menumpas gerakan DI/TII dimulai pada tanggal 27 Agustus 1949. Operasi ini menggunakan taktik ”pagar betis” yang dilakukan dengan menggunakan tenaga rakyat berjumlah ratusan ribu untuk mengepung gunung tempat gerombolan bersembunyi. Tujuan taktik ini adalah untuk mempersempit ruang gerak DI/TII. Selain itu digunakan juga Operasi tempur Bharatayudha dengan sasaran menuju basis pertahanan DI/TII. Operasi tersebut baru berhasil pada tanggal 4 Juni 1962 dengan tertangkapnya Kartosuwiryo di daerah Gunung Geber, Majalaya oleh pasukan Siliwangi.




3.      DII/TII Jawa Tengah
3.1  Waktu dan Tempat
Terjadi di Jawa Tengah pada Januari 1950.

3.2  Latar Belakang
Kartosuwiryo memproklamasikan Negara Islam Indonesia (NII), Amir Fatah menyatakan bergabung dengan DI/TII dan Jawa Tengah menjadi bagian NII. Gerombolan DI/TII ini tidak hanya di Jawa Barat akan tetapi di Jawa Tengah juga muncul pemberontakan yang didalangi oleh DI/ TII.

3.3  Tokoh-Tokoh
-Amir Fatah
-Mahfudz Abdurachman (Kyai Sumolangu)

3.4   Jalannya Pemberontakkan
Amir Fatah yang merupakan komandan Laskar Hizbullah yang berdiri sejak 1946 menggabungkan diri dengan TNI battalion 52 dan berdomisili di Brebes-Tegal. Dia mendapatkan pengikut yang banyak dengan cara menggabungkan laskar-laskar untuk masuk ke dalam TNI.Ia menyatakan gerakannya bergabung dengan Gerakan DI/TII Jawa Barat pimpinan Kartosuwiryo. Di Kebumen juga terdapat gerakan yang bernama Angkatan Umat Islam yang dipimpin Mohammad Mahfud Abdurrahman (Kyai Somolangu). Gerakan tersebut juga bermaksud membentuk Negara Islam Indonesia dan bergabung dengan Kartosuwiryo.Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah meliputi kota Tegal, Pekalongan, Brebes dan Kebumen. Gerakan DI/TII Jawa Tengah semakin kuat dengan bergabungnya Batalyon 426 Kedu dan Magelang serta Gerakan Merapi-Merbabu Complex (MMC).

3.5  Upaya pemerintah mengatasi pemberontakkan
Pemberontkaan DI/TII Jawa Tengah ditumpas dengan Operasi Gerakan Banteng Negara (GBN) dipimpin oleh Letkol Sarbini (digantikan oleh Letkol M. Bachrun dan kemudian Ahmad Yani). GBN membentuk tentara khusus yang diberi nama Banteng Raiders. Sedangkan guna menumpas pemberontkan Batalyon 426 pemerintah membentuk Operasi Merdeka Timur yang dipimpin Letkol Soeharto. Pada awal tahun 1952 pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah berhasil dipadamkan.








4.      DI/TII Aceh
4.1  Waktu dan Tempat
Terjadi di Aceh pada tanggal 20 September 1953.

4.2  Latar Belakang
Penyebab timbulnya pemberontakaan DI/TII Aceh adalah ketidakpuasan Daud Beureuh terhadap kebijakan pemerintah RI yang memasukan Aceh di bawah Karesidenan Sumatera Utara.

4.3  Tokoh-tokoh
Tengku Daud Beureuh.

4.4   Jalannya pemberontakkan
Pada tanggal 21 September 1953, Daud Beureuh mengeluarkan pernyataan bahwa Aceh termasuk bagian dari DI/TII Kartosuwiryo.

4.5  Upaya pemerintah mengatasi pemberontakkan
Dalam menghadapi pemberontakan DI/TII di Aceh ini semula pemerintah menggunakan kekuatan senjata. Selanjutnya atas prakarsa Kolonel M. Yasin, Panglima Daerah Militer Iskandar Muda, pada tanggal 17-21 Desember 1962 diselenggarakan “Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh” yang mendapat dukungan tokoh-tokoh masyarakat Aceh sehingga pemberontakan DI/TIl di Aceh dapat dipadamkan.

5.      DI/DII Sulawesi Selatan
5.1  Waktu dan Tempat
Terjadi di Sulawesi Selatan pada tanggal 30 April 1950.

5.2  Latar Belakang
Penyebab dari pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan adalah ketidakpuasan Kahar Muzakar terhadap kebijakan pemerintah mengenai rasionalisasi militer. Kahar Muzakar menginginkan agar Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) yang dipimpinnya diangkat tanpa melalui seleksi menjadi tentara Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).

5.3  Tokoh-Tokoh
-Kahar Muzakar



5.4   Jalannya Pemberontakkan
Pada tanggal 30 April 1950 Kahar Muzakar mengirim surat kepada pemerintah agar tentara KGSS dapat bergabung dengan APRIS. Pemerintah melakukan pendekatan kepada Kahár Muzakar dengan memberi pangkat Letnan Kolonel Pada tanggal 17 Agustus 1951, Kahar Muzakar beserta anak buahnya melarikan diri ke hutan dan melakukan aksi dengan melakukan teror terhadap rakyat dan menyatakan bergabung dengan DI/TII Kartosuwiryo..

5.5  Upaya pemerintah mengatasi pemberontakkan
Untuk mengatasi pemberontakan Kahar Muzakar, pemerintah melancarkan operasi militer dengan mengirimkan pasukan dari Devisi Siliwangi. Pemberontakan Kahar Muzakar cukup sulit untuk ditumpas, mengingat pasukan Kahar Muzakar sangat mengenal medan pertempuran. Akhirnya pada bulan februari 1965 Kahar Muzakar tewas dalam sebuah pertempuran. Pembrontakan benar-benar dapat ditumpas pada Juli 1965.

6.      DI/TII Kalimantan Selatan
6.1  Waktu dan Tempat
Terjadi di Kalimantan Selatan pada bulan Oktober 1950.

6.2  Latar Belakang
Pembentukan gerakan Kesatuan Rakyat Yang Tertindas (KRYT) oleh Ibnu Hajar

6.3  Tokoh-Tokoh
Ibnu Hajar (Haderi Bin Umar)

6.4   Jalannya Pemberontakkan
Para pemberontak melakukan pengacauan dengan menyerang pos-pos kesatuan TNI. Dalam menghadapi gerombolan DI/TII tersebut pemerintah pada mulanya melakukan pendekatan kepada Ibnu Hajar dengan diberi kesempatan untuk menyerah, dan akan diterima menjadi anggota TNI. Ibnu Hajar pun menyerah, akan tetapi setelah menyerah melarikan diri dan melakukan pemberontakan lagi.

6.5  Upaya pemerintah mengatasi pemberontakkan
Pemerintah melakukan Gerakan Operasi Militer (GOM) ke Kalimantan Selatan. Pada tahun 1959, Ibnu Hajar berhasil ditangkap dan dihukum mati pada 22 Maret 1965.






7.      Pemberontakan APRA
7.1  Waktu dan Tempat
Terjadi di Bandung pada tanggal 23 Januari 1950.

7.2  Latar Belakang
Pada hari Kamis tanggal 5 Januari 1950, Westerling mengirim surat kepada pemerintah RIS yang isinya adalah suatu ultimatum. Ia menuntut agar Pemerintah RIS menghargai negara-negara bagian, terutama Negara Pasundan serta Pemerintah RIS harus mengakui APRA sebagai tentara Pasundan. Pemerintah RIS harus memberikan jawaban positif dalm waktu 7 hari dan apabila ditolak, maka akan timbul perang besar.

7.3  Tokoh-Tokoh
Kapten Raymond Westerling.

7.4   Jalannya Pemberontakkan
APRA yang bersenjata lengkap menyerbu kota Bandung dan secara membabi buta membunuh anggota TNI yang dijumpai. Gerakan tersebut berhasil menduduki Markas Divisi Siliwangi setelah membunuh hampir seluruh anggota regu jaga termasuk Letnan Kolonel Lembong. Banyak penduduk yang menjadi korban. Pemerintah segera mengirim pasukan bantuan ke Bandung. Sementara di Jakarta segera diadakan perundingan antara Perdana Mentri RIS dengan Komisaris Tinggi Belanda. Di Bandung Kepala Staf Divisi Siliwangi Letnan Kolonel Eri Sudewo menemui Panglima Divisi C tentara Belanda, Mayor Jendral Engels (Komandan Tentara Belanda) dan hasilnya Mayor Jendral Engels mendesak agar APRA segera meninggalkan kota Bandung. Setelah meninggalkan kota Bandung gerombolan APRA menyebar ke berbagai tempat dan terus dikejar oleh tentara APRIS dan dengan bantuan penduduk gerombolan tersebut berhasil dilumpuhkan.Gerakan APRA juga diarahkan ke Jakarta. Westerling bekerja sama dengan Sultan Hamid II yang menjadi menteri Negara dalam kabinet RIS.




Mereka akan menyerang gedung tempat berlangsungnya sidang kabinet dan merencanakan akan membunuh Menteri Pertahanan yaitu Sultan Hamengkubuwono IX, Sekertaris Jendral Kementrian Pertahanan yaitu Mr. Ali Budiardjo, dan Pejabat Kepala Staf Angkatan Perang Kolonel T.B. Simatupang.
7.5  Upaya pemerintah mengatasi pemberontakkan
Berkat kesigapan dari APRIS, usaha APRA di Jakarta berhasil digagalkan. Pada tanggal 22 Februari 1950, Westerling berhasil melarikan diri ke luar negeri dengan pesawat Catalina, sementara Sultan HamidII berhasil ditangkap pada tanggal 4 April 1950.
            Kegagalan gerakan APRA menyebabkan perasaan anti federal semakin meningkat. Pada 30 Januari 1950, R.A.A Wiranatakusumah, mengundurkan diri sebagai Wali Negara Pasundan. Pada 8 Februari 1950, Perdana Mentri Moh. Hatta mengangkat Sewaka sebagai penggantinya dengan jabatan Komisaris RIS di Pasundan.

8.      Pemberontakkan Andi Azis
8.1  Waktu dan Tempat
Terjadi di Makassar pada tanggal 5 April 1950.

8.2  Latar Belakang
Pasukan Andi Azis ini akhirnya menjadi salah satu punggung pasukan pemberontak APRIS selama bulan April sampai Agustus di Makassar, disamping pasukan Belanda lain yang desersi dan tidak terkendali. Seperti yang terjadi dalam pemberontakan APRA Westerling yang terlalu mengandalkan pasukan khusus Belanda Regiment Speciale Troepen yang pernah dilatih Westerling maka dalam pemberontakan Andi Azis hampir semua unsur pasukan Belanda terlibat terutama KNIL non pasukan komando. Andi Azis adalah pemimpin TII (Tentara Islam Indonesia) di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara kemudian bergabung dengan Darul Islam (DI), hingga di kemudian hari dikenal dengan nama DI/TII di Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Adapun faktor yang menyebabkan pemberontakan adalah :
-    Menuntut agar pasukan bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas keamanan di Negara Indonesia Timur.





-   Menentang masuknya pasukan APRIS dari TNI
-    Mempertahankan tetap berdirinya Negara Indonesia Timur

8.3  Tokoh- tokoh
-Andi Azis
-Kolonel Alex Kawilarang
8.4 Jalannya Pemberontakkan
   Pada tanggal 5 April 1950, anggota pasukan Andi Azis menyerang markas Tentara Nesional Indonesia (TNI) yang bertempat di Makassar, dan mereka pun berhasil menguasainya. Bahkan, Letkol Mokoginta berhasil ditawan oleh pasukan Andi Azis. Akhirnya, Ir.P.D Diapri (Perdana Mentri NIT) mengundurkan diri karena tidak setuju dengan apa yang sudah dilakukan oleh Andi Azis dan ia digantikan oleh Ir. Putuhena yang pro-RI. Pada tanggal 21 April 1950, Sukawati yang menjabat sebagai Wali Negara NIT mengumumkan bahwa NIT bersedia untuk bergabung dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
8.5  Upaya pemerintah mengatasi pemberontakkan
Untuk menumpas pemberontakkan Andi Azis pemerintah melakukan operasi militer di bawah pemimpin Kolonel Alex Kawilarang.

9        Pemberontakkan RMS (Republik Maluku Selatan)
9.1 Waktu dan tempat
Terjadi di Ambon pada tanggal 25 April 1950 .

9.2  Latar belakang
Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan dan setelah misi damai gagal.

9.3  Tokoh-tokoh
Dr. Ch. R. S. Soumokil (mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur).






9.4  Jalannya Pemberontakkan
Sebelum diproklamasikannya Republik Maluku Selatan (RMS), Gubernur Sembilan Serangkai yang beranggotakan pasukan KNIL dan partai Timur Besar terlebih dahulu melakukan propaganda terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk memisahkan wilayah Maluku dari Negara Kesatuan RI. Di sisi lain, dalam menjelang proklamasi RMS, Soumokil telah berhasil mengumpulkan kekuatan dari masyarakat yang berada di daerah Maluku Tengah. Sementara itu, sekelompok orang yang menyatakan dukungannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia diancam dan dimasukkan ke penjara karena dukungannya terhadap NKRI dipandang buruk oleh Soumokil. Dan pada tanggal 25 April 1950, para anggota RMS memproklamasikan berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS), dengan J.H Manuhutu sebagai Presiden dan Albert Wairisal sebagai Perdana Menteri. Para menterinya terdiri atas Mr.Dr.C.R.S Soumokil, D.j. Gasperz, J. Toule, S.J.H Norimarna, J.B Pattiradjawane, P.W Lokollo, H.F Pieter, A. Nanlohy, Dr.Th. Pattiradjawane, Ir.J.A. Manusama, dan Z. Pesuwarissa. Pada tanggal 27 April 1950 Dr.J.P. Nikijuluw ditunjuk sebagai Wakil Presiden RMS untuk daerah luar negeri dan berkedudukan di Den Haang, Belanda, dan pada 3 Mei 1950, Soumokil menggantikan Munuhutu sebagai Presiden Rakyat Maluku Selatan. Pada tanggal 9 Mei, dibentuk sebuah Angkatan Perang RMS (APRMS) dan Sersan Mayor KNIL, D.J Samson diangkat sebagai panglima tertinggi di angkatan perang tersebut. Untuk kepala staf-nya, Soumokil mengangkat sersan mayor Pattiwale, dan anggota staf lainnya terdiri dari Sersan Mayor Kastanja, Sersan Mayor Aipassa, dan Sersan Mayor Pieter. Untuk sistem kepangkatannya mengikuti system dari KNIL.

9.5  Upaya pemerintah mengatasi pemberontakkan
Dalam upaya penumpasan, pemerintah berusaha untuk mengatasi masalah ini dengan cara berdamai. Cara yang dilakukan oleh pemerintah yaitu, dengan mengirim misi perdamaian yang dipimpin oleh seorang tokoh asli Maluku, yakni Dr. Leimena. Namun, misi yang diajukan tersebut ditolak oleh Soumokil. Selanjutnya misi perdamaian yang dikirim oleh pemerintah terdiri atas para pendeta, politikus, dokter, wartawan pun tidak dapat bertemu langsung dengan pengikut Soumokil.
 Karena upaya perdamaian yang diajukan oleh pemerintah tidak berhasil, akhirnya pemerintah melakukan operasi militer untuk membersihkan gerakan RMS dengan mengerahkan pasukan Gerakan Operasi Militer (GOM) III yang dipimpin oleh seorang kolonel bernama A.E Kawilarang, yang menjabat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium Indonesia Timur. Setelah pemerintah membentuk sebuah operasi militer, penumpasan pemberontakan RMS pun akhirnya dilakukan pada tanggal 14 Juli 1950, dan pada tanggal 15 Juli 1950, pemerintahan RMS mengumumkan bahwa Negara Republik Maluku Selatan sedang dalam bahaya.






 Pada tanggal 28 September, pasukan militer yang diutus untuk menumpas pemberontakan menyerbu ke daerah Ambon, dan pada tanggal 3 November 1950, seluruh wilayah Ambon dapat dikuasai termasuk benteng Nieuw Victoria yang akhirnya juga berhasil dikuasai oleh pasukan militer tersebut..Dengan jatuhnya pasukan RMS yang berada di daerah Ambon, maka hal ini membuat perlawanan yang dilakukan oleh pasukan RMS dapat ditaklukan. Pada tanggal 4 sampai 5 Desember, melalui selat Haruku dan Saparua, pusat pemerintahan RMS beserta Angkatan Perang RMS berpindah ke Pulau Seram. Pada tahun 1952, J.H Munhutu yang tadinya menjabat sebagai presiden RMS tertangkap di pulau Seram, Sementara itu sebagian pimpinan RMS lainnya melarikan diri ke Negara Belanda. Setelah itu, RMS kemudian mendirikan sebuah organisasi di Belanda dengan pemerintahan di pengasingan (Government In Exile).Beberapa tokoh dari pimpinan sipil dan militer RMS yang tertangkap akhirnya dimajukan ke meja hijau. Sementara itu, Dr. Soumokil, pada masa itu ia masih bertahan di hutan-hutan yang berada di pulau Seram sampai akhirnya ditangkap pada tanggal 2 Desember 1963. Pada Tahun 1964, Soumokil dimajukan ke meja hijau. Selama persidangan Soumokil berlangsung, meskipun ia bisa berbahasa Indonesia, namun pada saat itu ia selalu memakai Bahasa Belanda, sehingga pada saat persidangan di mulai, hakim mengutus seorang penerjemah untuk membantu persidangan Soumokil. Akhirnya pada tanggal 24 April 1964, Soumokil akhirnya dijatuhi hukuman mati.
 Eksekusi pun dilaksanakan pada tanggal 12 April 1966 dan berlangsung di Pulau Obi yang berada di wilayah kepulauan Seribu di sebelah Utara Kota Jakarta. Sepeninggal Soumokil, sejak saat itu RMS berdiri di pengasingan di Negeri Belanda. Pengganti Soumokil adalah Johan Manusama. Ia menjadi presiden RMS pada tahun 1966-1992, selanjutnya digantikan oleh Frans Tutuhatunewa sampai tahun 2010 dan kemudian digantikan oleh John Wattilete.












5 komentar:

Near mengatakan...

thanks karna ini yg saya cari buat tugas

Unknown mengatakan...

Terimakasih banyak kak

Instalasi mengatakan...

Terimakasih kk..

Aziska Putri Rahardiansih mengatakan...

Begronnya jngan kya gitu dong, ga jelas

Unknown mengatakan...

Terimakasih kakakk...